Radit dan Jani

Radit tak akan pernah lupa suara tawa Jani.Tawa lepas Jani itulah yang membuat Radit jatuh cinta pertama kalinya kepada perempuan yang kelak membuatnya berani menjual jiwa demi kenikmatan bersama sesaat.Terkadang Radit dan Jani minum air sebanyak-banyaknya untuk menipu rasa lapar.Rasa lapar juga menghantar mereka pada kenekatan untuk mencuri dan bahkan keinginan untuk merampok.Kebiasaan "nagih" Radit yang tidak bisa ditolak membuat hidupnya dan Jani semakin menderita.Rasa cemburu pun kerap menghantarkan mereka pada prtengkaran.Namun,di titik puncak pertengkaran itu, mereka kembali menyerah pada cinta dan membangun kebahagiaan diatasnya.Cinta Radit dan Jani memang tak ada habis-habisnya.namun, hidup, cobaan dan cinta selalu berpegang erat.Berdiri dengan saling merapat.Namun pada akhirnya Radit meninggalkan Jani karena rasa ketidaksanggupannya meskipun ia masih mencintai Jani.Radit pun menghilang dan pergi dari kehidupan Jani.Jani pun melahirkan buah hatinya tanpa kehadiran Radit disisinya dan membesarkan putrinya seorang diri.Radit hanya bisa mengawasi istri dan anak yang dicintainya dari kejauhan.Meskipun begitu,dengan kehidupan mereka masing-masing,mereka tetap bisa hidup bahagia.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Cerita Kebersamaan

SmadaBo adalah sekolah yang aku inginkan pada saat aku lulus SMP. Karena nilai ujianku tidak memenuhi target di Smadabo akhhirnya aku di suruh oleh bapakku sekolah di Dander untuk sementara (semester I). Perassanku seneng saat melihat bangunan-bangunan di Smadabo, tetapi aku tidak bisa langsung masuk di situ. Suasana di Smadabo saat pendaftaran sangat ramai dan berdesak-desakan. Tetapi suasana di Dander tidak begitu ramai dan orang pertama yang aku kenal saat pendaftaran di Dander adalah eko, karena rumahnya dekat dengan rumahku tetapi.

Di Dander pada saat MOS rasanya asing karena aku belum kenal semua teman-temanku. Hari pertama aku saling berkenalan dengan teman baruku dan di jaga / di dampingi oleh kakak-kakak OSIS Dander. Ternyata di SMA sangat berbeda dengan di SMP karena di SMA kita harus mandiri. Lingkunganya pun berbeda dengan sekolahku pada saat SMP. Di SMA ternyata kantinnya ada 2. Sebelum MOS, aku sempat mengira kalau ini benar-benar asing dan tidak mengasikan. Orang pertama yang aku sapa dan teman sebangkuku di SMA 1 Dander adalah Eko. Setelah kenal dengan beberapa teman baruku ternyata mereka asik tetapi ada juga yang nakal (udah bawaan mungkin). Selama ini aku salah mengira, ternyata pada saat MOS itu seru. Waktu itu kakak OSIS menyuruh satu kelas memakan satu coklat denan bergiliran. Aku sudah membayangkan kalau itu bener-bener tidak enak karena coklatnya sudaha di gigit oleh orang lain dan harus begantian. Saat giliranku, aku pura-pura menggigit dan bilang ‘gak uenak’ (padahal sama sekali ngga’ aku incipi hehe).

Di Dander ternyata teaman baruku kebanyakan dari desa (maklum lah, namanya aja sekolah di desa hehe). Teman-temanku juga asik, kadang aku tidak begitu tahu sedikit kata yang mereka gunakan tetapi lama-lama jadi terbiasa. Pada saat pelajaran, semuanya masih keliatan sepi karena belum begitu akrab. Guru-guru yang masuk pun juga memperkenalkan nama dan alamat. Ternyata guru di SMA Dander tidak semuanya galak, ada juga yang lucu dll. Sedikit demi sedikit aku mulai kenal dengan kakak kelas, ternyata mereka juga lucu-lucu hehe. Di Dander teman akrabku yaitu eko dan diki. Kelasku cukup luas, dan sejuk (suasana desa). Tetapi semuanya belum begitu kompak. Waktu terus berjalan dan akhirnya semester I pun berakhir, saatnya aku pindah sekolah. Hal yang bisa aku ingat se-waktu di Dander yaitu saat kita semua bercanda satu sama laen (semoga sehat semua).

Hari pertama aku masuk sebagai murid baru di SmadaBo, terasa sangat asing. Semua anak baru di kumpulkan di kantor dan di antar ke kelasnya masing-masing. Waktu itu aku dapat kelas X-5. saat aku masuk kelas, tidak ada anak yang aku kenal selain Herlambang (teman waktu SMP). Teman duduku pertama kali di Smadabo adalah Hendra (julukanya ohok). Aku kenalan dengan beberapa anak. Besoknya aku pindah tempat duduk dan duuk dengan Wildan. Aku mulai kenalan dengan Wildan. Guru yang masuk pun menyuruh aku kenalan di depan (rasanya deg-degkan). Aku mulai kenal dengan guru-guru di Smadabo karena aku sering tanya Wildan. Wildan juga menjadi teman akrabku se-waktu di kelas X-5. kelasku di Smada ternyata lebih kecil dari Dander hehe. Sesudah aku kenal semua teman sekelasku, ternyata mereka benar-benar asik. Kelasku lumayan kompak. Kami semua sempat membuat acara yaitu touring. Dan akhir perpisahan kelas, kami juga membuat acara yaitu makan-makan buat perpisahan kelas. Kenangan yang tidak aku lupakan di kelas X-5 yaitu kebersamaan canda tawa.

Naik kelas XI, hatiku benar-benar senang. Tetapi juga sedih karena beda kelas dengan beberapa temanku X-5. Aku senang bisa masuk jurusan IPA dan juga sedih karena berbeda jurusan dengan temanku X-5. Tetapi aku masih bisa bertemu dengan teman-temanku X-5 dulu (walaupun jarak kelasnya agak jauh sedikit). Saat ini aku masuk di kelas XI-IA4 dan punya teman yang belum semuanya aku kenal. Setelah lama, aku mulai kenal satu per satu temanku di XI-IA4. Mereka semua memang asik dan seru saat bercanda.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS